
Berkisah perjalanan saya dengan teman-teman seperjuangan di Gugus Depan Gerakan Pramuka SMAN 1 Sutera menuju kota tambang yang bernama Sawahlunto. Kota Sawahlunto merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Terletak 95 KM sebelah Timur Laut Padang, kota sawahlunto memiliki luas 273,45 kilometer kubik. Hanya membutuhkan waktu 2,5 jam dari kota Padang.
Perjalanan saya dengan teman-teman bermula dari kampung halaman, Nagari lansano, kecamatan sutera, kabupaten pesisir selatan yang bertitik kumpul dirumah kak alpi. Semua personal yang akan berangkat berdatangan ke rumah tersebut pada waktu 16.00 WIB. Setelah semua personal berkumpul, maka mulailah perjalanan saya dengan yang lain menuju kota sawahlunto untuk bersilahturahmi dengan salah satu keluarga dari saya. Target dari perjalanan kami adalah sampai di kota padang terlebih dahulu dan dilanjutkan esok paginya. Saya dan rombongan berangkat dari kampung pada tanggal 3 April 2025 dan melanjutkan ke kota sawahlunto di tanggal 4 April 2025.
Selama perjalanan tak henti saya dan rombongan mengabadikan setiap momen yang ada disetiap daerah. Selang beberapa jam saya dan rombongan berhenti mendingin mesin motor di bukit selayang pandang, salido painan. Setelah hawa mesin dingin, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan hingga sampai di pemberhentian pengisian lambung perut di daerah tarusan. Di sana kami memakan sarapan sore dengan harga yang cukup terjangkau. Sehabis makan kamipun melanjutkan perjalanan yang penuh kegaduhan suara-suara kendaraan yang kebetulan merupakan arus balik hari raya idul fitri 2025. Sesak dan pengap sudah kami anggap makanan selama perjalanan, hingga kamipun sampai di kota padang waktu sudah menunjukkan pukul 23.45 WIB dan sampai ditempat persitirahatan di salah satu kontrakan rombongan kami. Sesampai di sana kamipun langsung terbaring karena sudah kelelahan dan rasa capeknya luar biasa, dimana waktu tempuh dari surantih menuju padang 3,5 jam dan kami menempuh pada saat itu selama 8 jam. Kesal dan jenuh rasanya yang ingin diluapkan, tapi karena ini perjalanan kami bawa enjoy dan senang saja.
Waktu berlalu, di pagi hari tanggal 4 April 2025 kami semua sudah terbangun dan sibuk untuk beres-beres barang bawaan serta siap-siap untuk berangkat melanjutkan perjalanan selanjutnya. Pagi itu, tepat waktu 09.00 WIB kami sarapan pagi dan menyuruh masing-masing dari kami untuk segera mandi satu persatu. Ada hal lucu dan bikin kami ngakak, sebab ada yang buang angina dan saling tuduh menuduh di saat kami sarapan. Tak henti saling lempar kesalahan hingga selesai makan. Sehabis kami makan dan semua sudah siap, maka kami melanjutkan perjalanan dengan mengucapkan bismillah, agar perjalanan ke sawahlunto bisa selamat dan aman. Hawa dingin dan sejuk masih menyelimuti perjalanan kami di saat menempuh daerah sitinjaulauik, hingga sampai ke daerah solok. Kami berangkat sekitar 5 motor dan 6 orang personal. Motor yang kami bawa masing-masing berbeda spek ada yang jadul dan ada modern. 3 motor jadul dan 2 motor modern.
Perjalanan kami saling melengkapi satu sama lain, ketika ada yang berhenti maka kamipun semuanya berhenti, tidak ada yang saling meninggalkan. Waktu menunjuk sudah pukul 11.00 WIB perut pun terasa lapar dan kami pun berhenti di salah satu warung nasi di daerah kubung solok. Di saat makan, terasa dentingan bunyi hujan yang menimpa atap warung tersebut, lamabt laun hujanpun mulai lebat dan kami menunggu sampai hujan reda. Setelah hujan berhenti kamipun melanjutkan perjalanan hingga sampailah kami di kota sawahlunto tepat pada pukul 16.00 WIB. Kami dan rombongan segera menuju ke rumah kerabat dari rombongan kami, untuk bersilaturahmi mumpung masih suasana lebaran. Sesampai di sana kami disuguhi dengan berbagai macam cemilan dan kue raya, ada salah satu personal yang malu-malu tapi mau ketika disuguhi makanan itu, hal itu membuat rombongan mencemooh dan bercanda dengan hal tersebut.
Sehabis bersilahturahmi, kami melanjutkan perjalanan pulang ke padang tujuan balek, karena waktu juga sudah malam tidak memungkinkan untuk langsung balik ke pesisir selatan. Di tengah perjalanan tepatnya di daerah talang salah satu motor yang jadul tadi, mengalami kendala dan di cek ternyata rantainya putus dan tidak bisa diperbaiki lagi. Hingga kamipun terpaksa untuk mendorong hingga sampai padang. Bergantian untuk mendorong motor yang rusak tadi agar bisa saling istirahat kakinya. Ada tawa dan iba karena tak disangka motor salah satu dari kami akan mengalami kerusakan ditengah perjalanan ini. Beruntungnya motor ini rusak tidak jauh menuju sitinjaulauik, sehingga tidak lama untuk mendorong motor itu ke padang, sebab jalan sudah menurun dan memudahkan untuk ke bawah. Senang dan campur sedih yang dirasakan, harusnya bisa menikmati perjalanan malam dengan leluasa, malah dihadapkan dengan keadaan yang tak disangka. Akhir perjalanan kami ini bertempat di tempat yang sama, di kontrakan yang sama dan istirahat untuk kedua kalinya lagi di tempat yang sama.
Penulis : Nofpri Rivaldo (Pesisir Selatan)